“”WAROK
PONOROGO””
Warok iku, wong kang wus PuRno
Warok iku, wong kang wus PuRno
Soko sakabahehing
laku lan wus meneping roso
Warok itu orang yang sudah sempurna
dalam laku hidupnya dan sampai pada pengendapan batin
WAROK IS A BRAVE KNIGHT WHO IS NOT
ARROGANT BUT ALWAYS HUMBLE TO ANOTHER HE SERVER HIM SELF TO HELP OTHER PEOPLE
Dulu
pada abad ke XV Ponorogo itu bernama Wengker yaitu daerah kekuasan Majapahit Prabu
Brawijaya ke V.Wengker waktu itu dipimpin oleh seorang demang yang bernama Ki
Ageng Suryongalam atau ki Ageng Kutu, karena tinggal di desa kutu-jetis orang
yang sakti mandraguna.
Pada
saat Ki Ageng Suryongalam (Ki Kutu) menjadi Demang di daerah Wengker beliau
mendirikan perguruan-perguruan kanuragan yang mengajarkan ilmu-ilmu kesaktian
dan kebatinan. Muridnya banyak dan rata-rata menjadi sakti mandraguna. Itu
dikarenakan ilmu yang diajarkan Ki ageng begitu berat. Siapa yang mampu bertapa
brata dan menghindari perempuan maka akan sempurna ilmu kesaktiannya.
Biasanya
daerah kekuasaan seperti wengker itu
jaman dulu mesti harus asok upeti ke penguasanya yaitu majapahit tapi ki Demang
ini agak mbelot. Sudah beberapa tahun tidak mau menghadap dan kirim upeti. mesti
sang raja mengamuk dan segera menyuruh utusan- utusan untuk mengklarifikasi hal
itu. Yang di utus kebetulan putranya sendiri
yang bernama Kanigro.segeralah sang Pangeran Kanigro ini berangkat menuju wengker. Tapi rupanya
mampir dahulu di tempat kakaknya yaitu Raden Patah yang menjadi penguasa di
demak.
Setelah
memeluk islam pangeran Kanigro berganti nama Bethoro Katong atau Raden
Katong. Berikut meneruskan lakunya ke wengker ditemani abdi bernama Selo Aji
dan kebetulan setelah di sana bertemu dengan seorang muslim taat yang bernama
Ki Ageng Mirah dari siitu Raden Katong
menyusun kekuatan untuk Ki Ageng Kutu
dengan baik-baik tapi tetap saja menolak
dan malah melawan utusan ini.Akhiirnya terjadilah perang lading adu kesekten
(kepinteran) Raden Katong mengalami kekalahan .begitu dengan cara menikahi
putri pertama Ki Demang yang bernama Niken Sulastri barulah bisa mengalahkannya.
Yaitu dengan mengambil pusaka saktinya Kyai Puspitorawe.
Nah
setelah Ki Ageng kutu ini kalah karena
pusakanya sendiri dan mangkat. Para pengikutnya dan murid-muridnya dikumpulkan oleh
Raden Katong. Diarahkan untuk menjadi Manggala Negri demikian juga dengan
tempat-tempat perguruan tersebut dijadikan tempat untuk menggembleng para
pemuda.guna menjadi satria-satria untuk pertahanan daerah yang baru didirikan
yaitu bumi Ponorogo. Dan raden Bethoro katong menjadi Bupati pertamanya.
Para
manggala sakti inilah yang pada akhirnya diseburt warok, yaitu para satria yang
patritik pejuang untuk bela negara suka berkerja keras tanpa pamrih, adil dan tegas, banyak ilmu, kaweroh luhur dan
tentunya sakti mandraguna.
Ngomong tentang warok tentu sangat luas seluas kultur
budaya Ponorogo itu sendiri. Warok merupakan
kebanggaan masyarakat Ponorogo. Paling tidak semangatnya Sudah mendarah daging. Merujuk sejarah warok
itu berpenampilan sangar, kumis dan jenggotnya lebat brewok, pakaian serba
hitam, baju potong gulon, celana panjang hitam lebar mamakai kain bebet ( batik
latar ireng) tutup kepala udeng dengan mendolan dan ini yang menjadi ciri khas
usus-usus (kolor) warna putih panjang dan menjulur sampai kaki.
Lha
karena itu masyarakat sangat mengidolakan keberadaan warok tersebut, ialah
untuk uri-uri budoyo, maka timbullah di dalam kesenian (penampilan reog)selalu
ada namanya Warokan, yang kurang lebihnya adalah tiruan dari penampilan warok
itu dahulunya, warokan yang sering kita lihat pada setiap pertunjukan biasanya
ada warok muda dan warok tua, bahkan pada saat gerbeg suro di ponorogo sampai
saat ini semua unsur masyarakat diwajibkan berbusana waroka.huh....ceritanya
masih panjang kalau ngomongin tentang reog ponorogo gak ada habisnya....lain
kali aja ya!!!! MATORSUWON
Tidak ada komentar:
Posting Komentar