Minggu, 29 Juni 2014

“”WAROK PONOROGO””

                    “”WAROK PONOROGO”” 

                          Warok iku, wong kang wus PuRno
Soko sakabahehing laku lan wus meneping roso
Warok itu orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya dan sampai pada pengendapan batin
WAROK IS A BRAVE KNIGHT WHO IS NOT ARROGANT BUT ALWAYS HUMBLE TO ANOTHER HE SERVER HIM SELF TO HELP OTHER PEOPLE

Dulu pada abad ke XV Ponorogo itu bernama Wengker yaitu daerah kekuasan Majapahit Prabu Brawijaya ke V.Wengker waktu itu dipimpin oleh seorang demang yang bernama Ki Ageng Suryongalam atau ki Ageng Kutu, karena tinggal di desa kutu-jetis orang yang sakti mandraguna.
Pada saat Ki Ageng Suryongalam (Ki Kutu) menjadi Demang di daerah Wengker beliau mendirikan perguruan-perguruan kanuragan yang mengajarkan ilmu-ilmu kesaktian dan kebatinan. Muridnya banyak dan rata-rata menjadi sakti mandraguna. Itu dikarenakan ilmu yang diajarkan Ki ageng begitu berat. Siapa yang mampu bertapa brata dan menghindari perempuan maka akan sempurna ilmu kesaktiannya.
Biasanya daerah  kekuasaan seperti wengker itu jaman dulu mesti harus asok upeti ke penguasanya yaitu majapahit tapi ki Demang ini agak mbelot. Sudah beberapa tahun tidak mau menghadap dan kirim upeti. mesti sang raja mengamuk dan segera menyuruh utusan- utusan untuk mengklarifikasi hal itu. Yang di utus  kebetulan putranya sendiri yang bernama Kanigro.segeralah sang Pangeran Kanigro  ini berangkat menuju wengker. Tapi rupanya mampir dahulu di tempat kakaknya yaitu Raden Patah yang menjadi penguasa di demak.
Setelah memeluk islam pangeran Kanigro   berganti nama Bethoro Katong atau Raden Katong. Berikut meneruskan lakunya ke wengker ditemani abdi bernama Selo Aji dan kebetulan setelah di sana bertemu dengan seorang muslim taat yang bernama Ki Ageng Mirah dari siitu  Raden Katong menyusun kekuatan  untuk Ki Ageng Kutu dengan  baik-baik tapi tetap saja menolak dan malah melawan utusan ini.Akhiirnya terjadilah perang lading adu kesekten (kepinteran) Raden Katong mengalami kekalahan .begitu dengan cara menikahi putri pertama Ki Demang yang bernama Niken Sulastri barulah bisa mengalahkannya. Yaitu dengan mengambil pusaka saktinya Kyai Puspitorawe.
Nah setelah Ki Ageng kutu  ini kalah karena pusakanya sendiri dan mangkat. Para pengikutnya dan murid-muridnya dikumpulkan oleh Raden Katong. Diarahkan untuk menjadi Manggala Negri demikian juga dengan tempat-tempat perguruan tersebut dijadikan tempat untuk menggembleng para pemuda.guna menjadi satria-satria untuk pertahanan daerah yang baru didirikan yaitu bumi Ponorogo. Dan raden Bethoro katong menjadi Bupati pertamanya.
Para manggala sakti inilah yang pada akhirnya diseburt warok, yaitu para satria yang patritik pejuang untuk bela negara suka berkerja keras tanpa pamrih, adil  dan tegas, banyak ilmu, kaweroh luhur dan tentunya sakti mandraguna.
Ngomong  tentang warok tentu sangat luas seluas kultur budaya Ponorogo itu sendiri. Warok merupakan  kebanggaan masyarakat Ponorogo. Paling tidak semangatnya   Sudah mendarah daging. Merujuk sejarah warok itu berpenampilan sangar, kumis dan jenggotnya lebat brewok, pakaian serba hitam, baju potong gulon, celana panjang hitam lebar mamakai kain bebet ( batik latar ireng) tutup kepala udeng dengan mendolan dan ini yang menjadi ciri khas usus-usus (kolor) warna putih panjang dan menjulur sampai kaki.
Lha karena itu masyarakat sangat mengidolakan keberadaan warok tersebut, ialah untuk uri-uri budoyo, maka timbullah di dalam kesenian (penampilan reog)selalu ada namanya Warokan, yang kurang lebihnya adalah tiruan dari penampilan warok itu dahulunya, warokan yang sering kita lihat pada setiap pertunjukan biasanya ada warok muda dan warok tua, bahkan pada saat gerbeg suro di ponorogo sampai saat ini semua unsur masyarakat diwajibkan berbusana waroka.huh....ceritanya masih panjang kalau ngomongin tentang reog ponorogo gak ada habisnya....lain kali aja ya!!!! MATORSUWON

Tidak ada komentar:

Posting Komentar