Jumat, 04 Juli 2014

**SENI REYOG PONOROGO**


DADAK MERAK
**SENI REYOG PONOROGO**

REYOG IS THE ORIGINAL DANCE OF INDONESIA IT COME FROM PONOROGO EAST JAVA THIS DANCE USES LARGEST AND HEAVIEST MASK IN THE WORLD. IT IS CALLED DADAK MERAK
Reyog merupakan bentuk teater yang dilakukan sekelompok drama tari dengan berbagai karakter pelaku. Sebuah kesenian tradisional khas daerah Ponorogo- Jawa Timur yang sekarang berkembang ke seluruh Indnesia bahkan sampai ke manca negara.
 Latar belakang sejarah Reyog pada dasarnya sama dengan latar belakang sejarah munculnya berbagai kesenian Jawa pada umumnya yaitu muncul sebagai salah satu bentuk upacara kepercayaan pada kekuatan gaib setempat. Seiring perubahan waktu bentuk dan unsur upacara tersebut berubah menjadi satu bentuk hiburan atau kesenian rakyat yang berkembang lebih baik sesuai perkembangan jaman di mulai abad ke 14 menjadi sarana untuk memperingati peristiwa kepahlawanan atau ketokohan selanjutnya sekitar abad ke-15 sudah berkembang menjadi suatu bentuk kelompok-kelmpok tradisi yang hanya untuk hiburan masyarakat yang memang pada saat itu para pembesar pemerintahan mengajarkan adanya budaya tersebut sejak itu pula nama “PONOROGO” ada yaitu nama yang di berikan oleh kerajaan wengker yang yang saat itu masuk kedalam ajaran Islam dengan seorang raja yang bergelar Wijayarasa maka ditandai pada paruh kepala meraknya membawa mutiara yang melambangkan biji cambuk. Sedangkan ide Reyog tersebut diduga pada jaman itu terinspirasi pada bentuk sebuah patung dari gugusan para belahan yang berdiri jaman kekuasan airlangga dari kahuripan dekat gunung penanggungan. Yaitu patung dewa wisnu diatas garuda yang berbulu menyebar.kemudian lain hal  dengan cerita legenda dari drama tari reyog ini sementara ada dua pendapat atau dua versi yang berkembang.yaitu versi songgolangit dan suryangalam. Versi songgolangit ini yang banyak ditampilkan dan berkembang  menceritakkan kisah sang prabu klono sewandono dari kerajaan bantara angin yang ingin mempersunting putri kediri dewi songglangit tetapi dengan berbagai persyaratan yaitu akhirnya menjadi bentuk kelompok reyog itu yang maksud sebenarnya sang putri menolak lamaran tersebut.di sini terdapat kisah percintaan, juga peperangan dalam bentuk adu kesaktian sementara versi suryongalam mengarah pada cerita demang suryongalam yang merupakan daerah bawahan kerajaan majapahit ingin menyindir atau selir raja majapahit yang konon lebih banyak di kendalikan oleh sang pemaisuri, sehingga di gambarkan dengan Harimau sang raja buta yang di tunggangi oleh burung merak yang lembut.
Tokoh utama Reyog adalah Singo Barong yang berbentuk kepala harimau sebagai topeng yang terbentuk dengan tatanan bulu merak yang mengembang lebar sebagai mahkota atau disebut Dadak Merak. Penari atau pembawa singo barong adalah orang yang kuat dan mengerti teknik menggerakkanya karena beratnya antara 40-60 kg itu harus digigit dengan gigi saja. Apalagi kadang-kadang diatas topeng harimau atau masih diduduki oleh seorang penari kemudian tokoh lain adalah Pujangga Anom atau disebut “Bujangganom” pelaku ini memakai topeng yang bentuknya seram, muka warna merah dan mata melotot dengan rambut gimbal serta hidung nonjol panjang yang khas dengan gerak tarianya yang selalu jingkrak-jingkrak dan akrobat. Klono sewandono adalah tokoh seorang raja yang berperan dan berpenampilan gagah dan berwibawa jarang melakukan gerak tarian hanya waktu perang. Juga memakai yang berdiri khas satria dan berani. Selanjutnya kelompok Jatilan biasanya 4 orang laki-laki atau perempuan yang berpenampillan satria lagi menari dengan menunggang kuda replika dari keping atau anyaman bambu, dengan gerak tari yang kompak mengiringi irama gending. Warok atau warokan disini berperan sebagai pembina dari kelompok reyog. Diperankan oleh beberapa orang laki-laki yang biasanya bertubuh kekar dengan brewok, kumis dan jenggotnya lebat dengan bertutup kepala blangkon khas ponorogo, bercelana hitam lebar dibalut jarik batik gelap dengan akar pinggang lebar besar dilingkari kolor  berupa tali tambang putih di letakkan di sabuk bagian depan menjulur ke bawah yang dipercaya sebagai senjata andalan gera tarianya berani dan cenderung bersama-sama.
 Tidak ada reyog tanpa gamelan khas, ini dilakukan oleh para pengrajin terdiri dari penabuh gendang,ketipung, peniup seromet atau trompetyang terbuat dari kayu dengan suara khas, kemudianpenabuh kerkah dan kentong, beberapa orang lagi pembawa dan penabuh gong dan dua orang pembawa angklong dari bambu.yang menjadi khas tabuhan atau kendangan Reyog ini adalah bentuk perpaduan drama seni reyog yang selalu kompak dan serasi. Demikian sedikit tentang REYOG PONOROGO asli. @@ jika pengen punya asesoris dan kaos kas ponorogo bisa pesen dulor***

Minggu, 29 Juni 2014

“”WAROK PONOROGO””

                    “”WAROK PONOROGO”” 

                          Warok iku, wong kang wus PuRno
Soko sakabahehing laku lan wus meneping roso
Warok itu orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya dan sampai pada pengendapan batin
WAROK IS A BRAVE KNIGHT WHO IS NOT ARROGANT BUT ALWAYS HUMBLE TO ANOTHER HE SERVER HIM SELF TO HELP OTHER PEOPLE

Dulu pada abad ke XV Ponorogo itu bernama Wengker yaitu daerah kekuasan Majapahit Prabu Brawijaya ke V.Wengker waktu itu dipimpin oleh seorang demang yang bernama Ki Ageng Suryongalam atau ki Ageng Kutu, karena tinggal di desa kutu-jetis orang yang sakti mandraguna.
Pada saat Ki Ageng Suryongalam (Ki Kutu) menjadi Demang di daerah Wengker beliau mendirikan perguruan-perguruan kanuragan yang mengajarkan ilmu-ilmu kesaktian dan kebatinan. Muridnya banyak dan rata-rata menjadi sakti mandraguna. Itu dikarenakan ilmu yang diajarkan Ki ageng begitu berat. Siapa yang mampu bertapa brata dan menghindari perempuan maka akan sempurna ilmu kesaktiannya.
Biasanya daerah  kekuasaan seperti wengker itu jaman dulu mesti harus asok upeti ke penguasanya yaitu majapahit tapi ki Demang ini agak mbelot. Sudah beberapa tahun tidak mau menghadap dan kirim upeti. mesti sang raja mengamuk dan segera menyuruh utusan- utusan untuk mengklarifikasi hal itu. Yang di utus  kebetulan putranya sendiri yang bernama Kanigro.segeralah sang Pangeran Kanigro  ini berangkat menuju wengker. Tapi rupanya mampir dahulu di tempat kakaknya yaitu Raden Patah yang menjadi penguasa di demak.
Setelah memeluk islam pangeran Kanigro   berganti nama Bethoro Katong atau Raden Katong. Berikut meneruskan lakunya ke wengker ditemani abdi bernama Selo Aji dan kebetulan setelah di sana bertemu dengan seorang muslim taat yang bernama Ki Ageng Mirah dari siitu  Raden Katong menyusun kekuatan  untuk Ki Ageng Kutu dengan  baik-baik tapi tetap saja menolak dan malah melawan utusan ini.Akhiirnya terjadilah perang lading adu kesekten (kepinteran) Raden Katong mengalami kekalahan .begitu dengan cara menikahi putri pertama Ki Demang yang bernama Niken Sulastri barulah bisa mengalahkannya. Yaitu dengan mengambil pusaka saktinya Kyai Puspitorawe.
Nah setelah Ki Ageng kutu  ini kalah karena pusakanya sendiri dan mangkat. Para pengikutnya dan murid-muridnya dikumpulkan oleh Raden Katong. Diarahkan untuk menjadi Manggala Negri demikian juga dengan tempat-tempat perguruan tersebut dijadikan tempat untuk menggembleng para pemuda.guna menjadi satria-satria untuk pertahanan daerah yang baru didirikan yaitu bumi Ponorogo. Dan raden Bethoro katong menjadi Bupati pertamanya.
Para manggala sakti inilah yang pada akhirnya diseburt warok, yaitu para satria yang patritik pejuang untuk bela negara suka berkerja keras tanpa pamrih, adil  dan tegas, banyak ilmu, kaweroh luhur dan tentunya sakti mandraguna.
Ngomong  tentang warok tentu sangat luas seluas kultur budaya Ponorogo itu sendiri. Warok merupakan  kebanggaan masyarakat Ponorogo. Paling tidak semangatnya   Sudah mendarah daging. Merujuk sejarah warok itu berpenampilan sangar, kumis dan jenggotnya lebat brewok, pakaian serba hitam, baju potong gulon, celana panjang hitam lebar mamakai kain bebet ( batik latar ireng) tutup kepala udeng dengan mendolan dan ini yang menjadi ciri khas usus-usus (kolor) warna putih panjang dan menjulur sampai kaki.
Lha karena itu masyarakat sangat mengidolakan keberadaan warok tersebut, ialah untuk uri-uri budoyo, maka timbullah di dalam kesenian (penampilan reog)selalu ada namanya Warokan, yang kurang lebihnya adalah tiruan dari penampilan warok itu dahulunya, warokan yang sering kita lihat pada setiap pertunjukan biasanya ada warok muda dan warok tua, bahkan pada saat gerbeg suro di ponorogo sampai saat ini semua unsur masyarakat diwajibkan berbusana waroka.huh....ceritanya masih panjang kalau ngomongin tentang reog ponorogo gak ada habisnya....lain kali aja ya!!!! MATORSUWON